Xiaomi Mi 8 Resmi Meluncur dalam 3 Versi, Ini Spesifikasi Xiaomi Mi 8 SE dan Harganya Agustus 2018



“Menandai ulang tahunnya yang ke-8, Xiaomi menghadirkan 3 varian sekaligus bagi seri flagship
teranyar mereka yakni Mi 8. Yup, Xiaomi melewatkan “Lucky Number 7” dalam penamaan seri flagship mereka demi kesesuaian dengan momen perayaan kelahiran vendor asal Cina tersebut. Ketiga varian tersebut adalah Mi 8, Mi 8 Explorer Edition dan Mi 8 SE. Yang disebutkan paling akhir adalah varian dengan spesifikasi terendah diantara ketiganya. Namun bukan berarti produk ini lantas pantas untuk dipandang sebelah mata. Sebab ponsel yang akan PULSA uji ini membawa chipset paling mutakhir besutan Qualcomm yang juga sebagai penanda debut Snapdragon seri 7.”

Serba Mirip
Secara fisik, ponsel satu ini seolah menunjukan bahwa desainnya terinspirasi dari berbagai produk
yang sudah lebih dulu muncul. Melihat notch pada layar fullview yang dimilikinya, ditambah lensa kembar di sisi belakang yang disusun vertikal, PULSA teringat pada iPhone X yang memulai tren layar berponi ini.

Tak cukup sampai disitu. Pilihan warna biru, material kaca yang akrab dengan noda sidik jari, juga posisi pemindai sidik jari pada ponsel ini terlihat menyerupai Honor 9 Lite yang juga pernah PULSA uji. Sedangkan bentukannya yang memiliki sudut tegas» “mengkotak” membawa ciri keluarga Xperia Z milik Sony.


Dengan rasio layar yang meliputi 81% dari area muka, layar ponsel ini jelas dominan dalam mencuri perhatian. Hal ini juga membuat fisik ponsel ini terasa begitu ringkas meski membawa layar yang ukurannya mendekati 6 inci. Dimensi fisiknya nyaris persis dengan flagship sebelumnya yakni Mi 6, yang notabene membawa layar hanya seukuran 5 inci.

Dilapisi kaca di bagian muka dan belakang, ponsel ini terlihat modern dan elegan. Cocok dengan citra kaum milenial mapan yang dinamis. Apalagi sekelilingnya yang dibuat dari material
aluminum ikut menyumbangkan kesan kokoh pada Mi 8 SE ini.

Lensa kembar kamera utama yang PULSA singgung sebelumnya, didesain agak menonjol di sisi belakang. Membuatnya rentan tergores kala diletakkan terlentang di permukaan kasar, misalnya meja kerja. Beruntung ada soft case pada paket penjualan yang membuat seluruh sisi belakang
menjadi rata saat digunakan, sekaligus meminimalisir resiko tersebut. Super AMOLED Fullvnew
Ikut mengadopsi desain layar berponi, ponsel ini terkesan kekinian. Dibandingkan dengan iPhone X, layar ponsel ini terlihat punya bezel di bagian bawah yang lebih lebar meski sejatinya hal tersebut tidak mengurangi dominasi layar berpanel AMOLED ini pada sisi muka.

Ya, ponsel ini menggunakan panel layar pabrikan Samsung yang dikenal memiliki karakter tampilan warna hitam yang lebih pekat, range warna yanglebih besar dan relatif lebih hemat daya dibanding panel IPS. Dari segi fitur, Xiaomi tidak menyia-nyiakan kemampuan panel AMOLED untuk secara independen menyalakan piksel yang dibutuhkan saja dengan menyertakan fitur always on mode. Dengan fitur ini, layar tetap akan menampilkan informasi tanggal dan waktu saat dalam keadaan
terkunci. Tak perlu khawatir konsumsi daya baterai menjadi boros, karena hanya sedikit dari jutaan piksel di layar yang aktif pada mode ini.

Dengan rasio layar yang tidak biasa, 18.7:9, ketika ponsel ini digunakan untuk memutar video baik dari aplikasi multimedia player ataupun secara online, layar ponsel ini tentu saja tampil memanjang melebihi frame standar video yang umumnya 4:3 atau 16:9. Sehingga menyisakan area hitam di kanan dan kiri frame video. Sistem sejatinya menyediakan pilihan untuk membuat video yang diputar memenuhi seluruh area layar, namun resikonya sebagian atas dan bawah frame akan sedikit
terpotong. Itu belum termasuk area yang “terhalangi” oleh notch.

Berbicara soal notch, sebagian pengguna tidak menyukai tampilan poni yang aneh ini. Untuk itu Xiaomi menyediakan pilihan untuk menyembunyikan poni ponsel ini. Caranya dengan membuat area layar yang mengapit poni menjadi warna hitam sehingga berbaur sempurna dengan poni. Namun indikator baterai, sinyal, dan jam tetap tertampil di area tersebut.

Meski layarnya sudah cukup luas dengan tombol navigasi sistem yang ditampilkan di layar. Pengguna masih bisa memaksimalkan sajian layar ponsel dengan menghilangkan tombol navigasi
tersebut. Dengan begitu fungsi navigasi sistem digantikan oleh gesture. Untuk menuju Homescreen, pengguna tinggal swipe ke atas dari sisi bawah layar. Untuk memunculkan recent apps, gerakan yang dilakukan agak mirip. Bedanya setelah swipe ke atas, pengguna harus menahan jari di layar untuk beberapa saat. Dan untuk menjalankan fungsi tombol back, pengguna cukup melakukan swipe dari sisi kiri atau kanan layar ke area tengah. Secara umum, layar lebar kekinian dengan resolusi tinggi pada ponsel ini terbilang memuaskan.

ROM Global?

Sejak diperkenalkan bersamaan dengan ulang tahun ke-8 Xiaomi pada akhir Mei lalu. 3 varian Mi 8 termasuk ponsel ini memang baru dipasarkan di negeri asalnya, Cina. Sementara untuk pasar global, kawasan Eropa dan India menjadi yang paling santer akan lebih dulu kedatangan 3 serangkai flagship teranyar dari Xiaomi ini.

Bagaimana dengan pasar tanah air? Meskipun Xiaomi memilih untuk tidak meluncurkan produk flagship generasi sebelumnya yakni Mi 6 dan Mi Mix 2 secara resmi di Indonesia, namun tidak ada salahnya bagi Mi Fans di Indonesia untuk berharap kehadiran produk ini.

Kembali ke ulasan tentang Mi 8 SE. Karena masih tersedia eksklusif bagi pasar _Cina, tentu saja ROM atau MIUI yang dimiliki ponsel ini pun masih dalam versi Cina. Pada unit yang PULSA beli, sistem secara default berjalan dalam bahasa inggris. Pertama kali diaktifkan pun, tampak ada Google Play Store di daftar aplikasi yang berfungsi dengan baik.

Penasaran dengan hal ini, PULSA pun mengembalikan pengaturan ponsel ke setelan pabrik atau “factory reset”. Benar saja, setelah proses reset, aplikasi Google yang terinstal termasuk Play Store hilang dari sistem. PULSA jadi harus melewati proses yang lumayan merepotkan untuk mengembalikannya. Beruntung sistem masih berjalan dalam bahasa Inggris.

Meskipun memiliki resiko untuk merepotkan pengguna jika secara tidak sengaja ter-reset, namun hal tersebut sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Karena versi ROM global tentunya akan segera hadir berbarengan dengan penjualan produk ini di luar pasar Cina.

Untuk sementara waktu, pengguna yang ingin lebih awal menjajal ponsel ini harus puas dengan ROM versi Cina dan berhati-hati agar tidak me-reset-nya jika tidak mau repot sampai tersedia versi global.

Sebenarnya tidak banyak perbedaan pada tampilan antar muka (user interface) antara ROM versi Cina dan Global. Perbedaan signiikan justru ada pada bloatware atau aplikasi bawaan secara umum. Pada versi Cina yang PULSA uji, ada setidaknya 20 aplikasi pihak ketiga yang terinstall secara default dan 90 persen diantaranya hanya berjalan dalam bahasa Cina.

Itu belum termasuk aplikasi milik Xiaomi seperti diantaranya Mi App Store, Mi Video, Reader, News, Games, Mi Home, Mi Wallet, Mi Store, Mi Live dan beberapa lainnya.

Ada satu aplikasi yang paling menarik dan membuat PULSA penasaran. Aplikasi tersebut adalah Mi AI. Untuk diketahui, chipset Snapdragon seri 7 yang digunakan ponsel ini telah mendukung fitur kecerdasan buatan (Al). Sayangnya aplikasi asisten pribadi digital ini hanya mendukung bahasa Mandarin.

Kamera dengan Fitur AI
Sebagaimana Mi 8 versi standar, ponsel ini sudah dibekali lensa ganda untuk kamera utama. Perbedaan ada pada konfigurasi kamera utama ponsel ini jika dibandingkan dengan Mi 8 versi
standar. Jika versi standar dibekali dengan sensor ganda yang resolusinya sama yakni 12 MP, ponsel ini membawa sensor 12MP yang dipasangkan dengan sensor beresolusi 5MP. Sementara resolusi sensor kamera selfie keduanya seimbang.

Kamera utama ponsel ini memiliki 7 pilihan mode utama diantaranya Short Video, Video, Photo, Potrait, Square,. Panorama dan Manual. Pada mode Photo, pengguna bisa mengaktifkan fitur AI dengan klik pada logo Al di sisi atas viewfinder kamera. Jika diaktifkan, fitur AI akan membantu
mengenali objek foto yang sedang dibidik dan secara otomatis mengaplikasikan pengaturan termasuk warna dan saturasi, demi meningkatkan kualitas hasil foto. Misalnya saat pengguna sedang membidik objek berupa pohon atau rerumputan, maka kualitas warna hijau akan diperbaiki secara otomatis demi hasil yang optimal.


Masih di mode photo, beberapa pilihan Fitur bisa dimanfaatkan seperti diantaranya Timer, Tilt-Shift (untuk membuat foto dengan efek miniature), Straighten, Group Selfie, Beautify, AI detection.

Fitur AI Detection sepertinya terlihat menarik, hanya saja lagi-lagi petunjuk dan pilihan pada fitur ini juga tersaji dalam bahasa Cina. Menerka dari tampilan UI-nya, Fitur ini memiliki fungsi mirip dengan Bixby Vision milik Samsung yang mampu menerjemahkan tulisan bahasa asing hanya dengan memotret tulisannya, atau mencari informasi tentang suatu benda juga dengan memotretnya.
 
Debut Snapdragon Seri 7
Ponsel ini menjadi yang pertama tersedia di pasaran dengan chipset Snapdragon 710. Dan chipset ini sendiri merupakan yang pertama dari Snapdrgon seri 7 besutan Qualcomm. Chipset ini membawa prosesor Octa-Core dengan arsitektur big-LITTLE yang terdiri dari 2 inti (dual-core) yang masing-
masing berkecepatan 2.2GHz dan 6 inti (hexa-core) yang masing-masing berkecepatan 1.7 GHz.

Jika diperhatikan sekilas, konfigurasi ini mirip dengan Chipset Exynos 7885 Octa yang tertanam pada Galaxy A8+ (2018) milik Samsung yang memiliki 2 inti (632.2GH2 dan 6 inti G1.6GHz. Namun jika lebih teliti, Mi 8 SE ini jelas superior dengan teknologi CPU Core generasi terbaru dari ARM, yaituCortex A75 dan Cortex A55.

Di atas kertas, superioritas ponsel ini atas Galaxy A8+ jelas terlihat setelah pengujian dengan aplikasi benchmark. Dari aplikasi Antutu Benchmark saja, ponsel ini” mampu menorehkan nilai dua kali lipat dari skor yang dicatat oleh Galaxy A8+ saat PULSA uji yakni 161846 berbanding 84265.

sumber :.tabloidpulsa.co.id
Xiaomi Mi 8 Resmi Meluncur dalam 3 Versi, Ini Spesifikasi Xiaomi Mi 8 SE dan Harganya Agustus 2018 Xiaomi Mi 8 Resmi Meluncur dalam 3 Versi, Ini Spesifikasi Xiaomi Mi 8 SE dan Harganya Agustus 2018 Reviewed by syamsul hda on 9:09 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.