Burung Tanpa Sayap
Sebuah cerpen singkat bertemakan persahabatan yang ditulis oleh seorang siswi di sebuah SMK yang cukup favorit di kota Kediri dan cerpen ini termasuk cerpen yang cukup special karena ini adalah cerpen pertamanya dan saya diberi izin untuk mempublikasikan di blog saya, mungkin dengan sedikit unsur paksa rela :)
Penasaran ? Langsung saja dibaca dan dihayati cerpen perdana dari Fitriana Adi W
Waktu berjalan teramat cepat tak terasa sudah hampir 5 bulan tak ada lagi kabar dari sahabatku, Lina Kartika Sari, cewek manis, up to date banget sama yang namanya fashion, seneng banget hunting ke mall beda jauh sama aku, Riana Adi Susanti, cewek kuper, ketinggalan banget sama fashion dan gak terlalu suka jalan-jalan.
Kami saling mengenal saat kelas 1 smp sama-sama siswi baru di salah satu SMP cukup terkenal di daerah kami, hehhehe..
Aku cewek lumayan pendiam dan sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Untung aku punya temen-temen yang faham dengan karakterku, salah satunya adalah Lina.
Kami begitu dekat teramat dengan malah. Kita sering menghabiskan wakt bersama-sama seperti di sekolah misalnya ke kantin, dalam kelas, atau sekedar melaksanakan kewajiban beribadah seperti shalat dzuhur di Masjid At-Taqwa di SMP 1 Grogol, maklumlah kami sewaktu pulang sekolah sudah sore, sekitar pukul 16.00 WIB
Eittsss....jangan negatif thinking dulu ya....kita pulang sore soalnya mengikuti kursus biar pinter gitu trus jadi dokter dech. Asal bukan dokter gadungan aja dech..uupsss..ya ngak lah ya, kita kan anak baik-baik
Karena sering menghabiskan waktu bersama, aku cukup mengenal anggota keluarga Lina seperti Pak Nyoto, ayah Lina yang humoris, bisa berbaur dengan mudah sama orang lain, walaupun beliau seorang camat. Tak ada kasta yang membedakan antara keluarga Pak Nyoto dengan para tetangganya, apalagi bu Yayuk, istri Pak Nyoto yang nggak kalah gokil, sabar pula yang jadi sosok yang sempurna bagi anak-anaknya, semoga aja aku bisa jadi bisa kayak beliau, hehehe....
Lina juga punya kakak cowok , namanya Zaky biasanya dipanggil kak Kiky, orangnya asyik banget , romantis dan pinter, wah idola cewek-cewek dech pokoknya.
Kak Kiky sayang banget sama Lina, tiap hari kak Kiky rela bolak-balik cuma buat nganter Lina padahal kak Kiky juga masih sekolah lhoo....
Namun kini seolah-olah kami diberi jarak, apalagi kini kami sudah duduk di bangku SMA. Awalnya sih nggak ada masalah kami tetep berangkat ke sekolah bersama-sama dan kebetulan kita punya cowok yang juga sahabatan kayak kita.
Aku sama Tio, Lina sama Arif kemana-mana selalu berempat seperti nonton bareng , jalan-jalan bareng pokoknya seru deh, ternyata setelah hubunganku dengan Tio berakhir, Lina dan Arif juga ikutan putus dan yang lebih parah lagi persahabatan kami ikut hancur pula, padahal Lina adalah sosok yang baik buatku, pemberi motivasi, dan sahabat yang bisa aku bangga-banggakan.
Aku tak tahu pasti kenapa Lina semakin jauh dariku,apakah dia bosan?ya..mungkin itu, secara kita berbeda, aku adalah cewek kuper dan Lina sangat mudah bergaul.Lina suka dandan dan aku nggak seperti langit dan bumi dan kata-kata itu memang cocok buat kami, kami juga punya prinsip " nggak akan berantem cuma gara-gara cowok dan mantanku cuma boleh jadi mantanku, bukan buat Lina begitu pula sebaliknya " toh nyatanya bukan karena cowok kita juga bisa gak sama-sama lagi kayak dulu.
Aku inget waktu Lina saat kabur dari rumahnya gara-gara dimarahin sama ayahnya, sepele sih tapi buat Lina itu bukan hal yang sepele lagi karena ayahnya gak pernah kayak gini sebelumnya. Dia dateng kerumahku sambil nangis, aku bingung mesti gimana, namun akhirnya aku suruh dia nginap dirumahku aja soalnya takut kalau aku nyuruh dia pulang malah dia kabur ke tempat lain yang nggak aku tahu sekitar pukul pukul 20.30 kak Kiky dateng kerumahku, Aku tahu pasti kak Kiky nyari adiknya si Lina , dan Lina tau itu bakalan terjadi dan terpaksa aku bohong, meskipun pada akhirnya ketahuan juga kalau Lina ada dirumahku., tapi untungnya kak Kiky faham dan ngebiarin adiknya nginep dirumahku dengan syarat nggak boleh lari ke tempat lain dan besok mesti pulang.
Kenangan-kenangan bersama saat ini telah lenyap apalagi saat ulang tahunku pada bulan Februari tak ada yangistimewa dari Lina jauh dari harapanku. Aku tak selayaknya mengharapkan hal yang belum pasti dari orang lain tapi bagiku Lina bukan orang lain, dia sahabatku dan sudah seperti saudara kandungku. Terkadang dalam hati aku menangis karena saat ulang tahunku sahabat terbaikku tidak bertemu secara langsung untuk memberikan selamat hari lahir padaku hanya lewat SMS cukup membuatku kecewa sebab dialah orang yang paling aku banggakan dalam do'aku "semoga Allah menjaga sahabatku dimanapun dia berada."
Satu cerita yang selalu aku ingat dari sahabatku saat dia bertengkar dengan ayahnya.Lina berkata dia ingin seperti balita nan lucu dan menggemaskan yang bebas bermain apapun sesuka hatinya, disayang dan dimanja, dijaga setiap waktu sekalipun saat dia tdur dan tidak pernah dimarahi saat dia ngompol ataupun bajunya kotor saat bermain.
Namun kenyataannya yang harus aku terima adalah aku dan Lina bukanlah seekor burung " I Can Life Without Wing " dan aku harus tetap menjalani hidup sekalipun tanpa Lina dan aku harus mengakui kata-kata orang kuno bahwa " bila bersama kita teman dan bila kita jauh kita bukan teman." Kejam memang harus mengakui kata-kata itu namun untuk menguatkan hatiku agar tidak selalu terpaku kepada Lina.
Aku harus percaya masih banyak orang diluar sana yang menyayangiku seperti Lina ataupun melebihi Lina.Hidupku tidak boleh begitu saja berhenti bagaikan tanaman tanpa air.
Aku harus mewujudkan semua mimpi-mimpiku, mengembangkan potensi yang ada dalam diriku dan menjadi orang yang berhasil agar suatu saat nanti bila bertemu dengan Lina dia bisa bangga pernah memiliki teman sepertiku.
Tuhan kuatkan langkah kakiku untuk menjalani hari esok .Aku yakin akan rencanamu yang pasti indah pada waktunya.
Author : Fitriana Adi WaluyoProfile : FacebookEditor : Puguh Adi Waluyo
Burung Tanpa Sayap
Reviewed by Admin
on
8:55 PM
Rating:

No comments: